Mendaki ke Puncak
First
of all, pliss jangan berpikiran yang saru2 dulu ya dari apa yang bakalan gua
bahas di post ini. Gua mau ngebahas yang ada gunung2nya, dan it’s connected to
girls. Oke, bagi sebagian orang, mereka bakalan mikir yang aneh2 (Termasuk gue)
sama post gua yang satu ini, tapi gua jamin blog gue bebas sama yang namanya
SARU oke?
Pasti
readers semua udh familliar dong sama yang namanya Pedekate? Yah, bahkan kata
itupun udah sangat2 mainstream. Dulu, pas gua sd gua kira pedekate itu sejenis
makanan, gua pun sempet ngesearch di google, dan ternyata yang keluar gambar
coklat gitu, absurd emang.
Nah
beberapa minggu lalu, gue bersam temen2 (Namanya di samarkan sebagai Resfly dan
Rafpa) membuka sebuah forum ngobrol biasa gitu, tapi yang namanya cowok,
ujung2nya ya bakalan nyerempet ngomongin cewek juga. Nah dimulailah pembicaraan
absurd itu.
Kesimpulannya adalah hubungan
antara cucu adam dan hawa itu dibedakan menjadi 4
step :
Jika
dimisalkan sebagai pendaki gunung, orang yang baru kenalan itu diibaratkan sebagai
pendaki yang masih berada di kaki gunung. Nah, disini seorang PDKTers
diharapkan menyiapkan bekal yang mencukupi, juga siap mental (Siap2 ditikung
maksudnya *peace :p)
Nah setelah mendaki dari kaki
gunung tadi, akan ada beberapa pos yang harus dilewati oleh pendaki.
Pos
pertama, mungkin kalian akan berhenti sejenak disana, dan mungkin ada gunung
lain yang menarik minat kalian (Misalkan sebagai temen si cewek). Ato mungkin
ada pendaki lain yang ikut dalam pendakian elu, watch out !
Next,
lu bakalan nemuin rintangan2, misalnya batu, batu ini akan dijatuhkan oleh
gunung itu sendiri bray(Emang gunung bisa jatuhin batu ya?), tapi disini kita
misalkan batu itu gosip2 dari temen si cewek tadi, nah itu Cuma buat ngetes
elu, milih naik terus apa ikut jatuh sama si batu tadi.
Nah,
akhirnya sampelah bro n sist semua di post terakhir, mungkin sebagian dari
kalian bakalan seneg dong (Yeeey, siapin ipod buat dengerin lagu We are theChampionnya queen), but some of you might feel unsure, bakalan nerusin lagi apa
enggak. Nah, disini lah titik klimaks tadi, tempatnya bimbang.
Gua
pernah tuh tanya2 ke paman gua yang sukanya hiking, dia bilang gunung itu
paling bagus dinikmatin bukan dari puncaknya, tapi dari tanah datar sebelum
puncak, tapi setelah gua tanya kenapa, dia jawab “Kalo ke puncak kan capek,
jadi gakusah” (Jederrr, mabok gua)
Nah
in conclusion ajanih ya dari paragraf yang terakhir. Sometimes, temen itu
bakalan lebih enak dari yang namanya pacaran, gada yang namanya marahan, gada
lc (lost contact) lagi, kurang enak apa coba. Tapi, being a friend is sometimes
nyesek, ngeliat temen lu jadian sama orang lain, padahal dalem hati elu nahan
sakit kan? Well, it’s your choice guys, take it or leave it.
0 comments:
Post a Comment